Mainan Tarik
Posted by mazkizin
Posted on 21:17
with No comments
Mainan tarik
adalah sebuah mainan yang dapat berjalan maju ke depan jika talinya di
tarik, hal ini diakibatkan oleh adanya momen puntir dari karet gelang
yang terikat pada roda. Jenis – jenis mainan ini hanya mempunyai
karakter hewan – hewan, seperti ikan lele, tikus, kura – kura, katak,
dan berbagai karakter hewan lainnya.
Labels:
Mainan Tarik
Trotokan
Posted by mazkizin
Posted on 21:16
with 1 comment
Trotokan
adalah mainan anak-anak tradisional yang jika di dorong dapat
menghasilkan bunyi-bunyian. Mainan ini terbuat dari sebilah bambu dan
spon sebagai rodanya, sumber bunyi dihasilkan dari hasil hentakan bambu
ke sebuah tutup botol bekas yang berfungsi sebagai “genderang”. Pada
bagian atasnya diberikan berbagai hiasan ataupun karakter yang dapat
menarik minat anak-anak, dan pewarnaan yang cerah di gunakan sesuai
dengan jiwa anak-anak yang selalu ceria.
Labels:
Trotokan
Kitiran Bambu
Posted by mazkizin
Posted on 21:14
with No comments
Kitiran
(dalam bahasa Jawa) dapat diartikan kincir angin. Mainan ini terbuat
dari sebilah bambu yang diberi kincir kertas. Mainan ini juga dapat
menghasilkan sumber bunyi jika kitiran berputar,mainan ini merupakan
mainan pertama yang dibuat di Desa Karanganyar ini (sekitar tahun 70’an)
dan dapat bertahan pemasarannya hingga saat ini.
Labels:
Kitiran Bambu,
Trotokan
Pengrajin Mainan Karanganyar demak
Posted by mazkizin
Posted on 17:18
with No comments
Hampir semua warga desa berprofesi sebagai pengrajin mainan
tradisional anak, seperti kitiran dan hewan-hewanan yang bisa berjalan
jika dilepaskan talinya.
Desa Karanganyar berada di sebelah selatan pusat Kabupaten Jepara.
Perjalanan menuju desa ini bisa ditempuh kendaraan bermotor dengan
jarak tempuh sekitar dua jam.
Desa ini berada di ujung Jepara karena berbatasan langsung dengan
Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak. Jarak tempuh dari Mijen Demak malah
lebih dekat, hanya sekitar 15 menit.
Salah seorang pengrajin mainan anak, Fathoni bilang, sentra
mainan anak di Karanganyar telah berdiri sejak 1985. Saat ini, hampir
semua warga Desa Karanganyar menggeluti kerajinan mainan.
Namun, hanya sekitar 20 pengrajin yang memiliki modal. Nah, mereka
inilah yang mempekerjakan warga desa membuat mainan anak. “Warga
menjadi karyawan di sini,” katanya.
Sebagian dari mereka ada yang membuka bengkel kerja sekaligus toko
mainan di halaman rumah. Namun, sebagian lagi ada yang membuat mainan
untuk dikirim ke luar kota, bahkan ke luar negeri.
Fathoni , misalnya, menggunakan halaman depan rumahnya untuk
membuat mainan anak. Di rumah ini, terdapat pelbagai bahan baku mainan,
seperti spon dan bambu. Produk mainan yang tidak dijual langsung, karena
semuanya pesanan. “Selain pesanan saya melayani pembelian di rumah,”
ujarnya.
Fathoni membuat enam jenis mainan. Antara lain, kitiran,
lele-lelean, tikus-tikusan, dan mainan kipas putar. Harganya bervariasi,
mulai Rp 1.000 - Rp 1.300 per piece. “Harga mainan ini naik Rp 200
setelah Lebaran lalu lantaran harga bahan baku juga naik,” katanya
Dari masing-masing jenis mainan, Fathoni mengaku bisa membuat
hingga 1.000 pieces per bulan. Jadi, dalam sebulan, ia bisa memproduksi
hingga 6.000 mainan.
“ Mainan saya ini sudah merambah ke seluruh Indonesia. Selain kami jual
secara langsung mainan ini juga ada yang memasarkan secara On- Line . ”
tambah pak Fathoni.
Sejarah Berdirinya Pusat Mainan
Posted by mazkizin
Posted on 07:46
with No comments
Di tengah dominasi aneka mainan modern, produk mainan tradisional
anak masih bertahan. Salah satu sentra mainan tradisional ini berada di
Desa Karanganyar, Kecamatan Welahan, Jepara, Jawa Tengah.
Hampir semua warga desa berprofesi sebagai pengrajin mainan
tradisional anak, seperti kitiran dan hewan-hewanan yang bisa berjalan
jika dilepaskan talinya.
Desa Karanganyar berada di sebelah selatan pusat Kabupaten Jepara.
Perjalanan menuju desa ini bisa ditempuh kendaraan bermotor dengan jarak
tempuh sekitar dua jam.
Desa ini berada di ujung Jepara karena berbatasan langsung dengan
Kecamatan Wijen, Kabupaten Demak. Jarak tempuh dari Demak malah lebih
dekat, hanya sekitar 15 menit.
Salah seorang pengrajin mainan anak, Budiman bilang, sentra mainan
anak di Karanganyar telah berdiri sejak 1985. Saat ini, hampir semua
warga Desa Karanganyar menggeluti kerajinan mainan.
Namun, hanya sekitar 20 pengrajin yang memiliki modal. Nah, mereka
inilah yang mempekerjakan warga desa membuat mainan anak. “Warga menjadi
karyawan di sini,” katanya.
Sebagian dari mereka ada yang membuka bengkel kerja sekaligus toko
mainan di halaman rumah. Namun, sebagian lagi ada yang membuat mainan
untuk dikirim ke luar kota, bahkan ke luar negeri.
Budiman, misalnya, menggunakan halaman depan rumahnya untuk membuat
mainan anak. Di rumah ini, terdapat pelbagai bahan baku mainan, seperti
spon dan bambu. Produk mainan yang tidak dijual langsung, karena
semuanya pesanan. “Saya tidak melayani pembelian di rumah,” ujarnya.
Budiman membuat enam jenis mainan. Antara lain, kitiran, lele-lelean,
tikus-tikusan, dan
mainan kipas putar. Harganya bervariasi, mulai Rp
1.000 - Rp 1.300 per piece. “Harga mainan ini naik Rp 100 setelah
Lebaran lalu lantaran harga bahan baku juga naik,” katanya.
Dari masing-masing jenis mainan, Budiman mengaku bisa membuat hingga
1.000 pieces per bulan. Jadi, dalam sebulan, ia bisa memproduksi hingga
6.000 mainan.
Dari usaha ini, Budiman bisa meraup omzet sekitar Rp 60 juta per bulan. “Margin keuntungan bisa sampai 50%,” ucap dia.
Pengrajin lainnya, Toni mengaku sudah terjun ke usaha ini sejak tahun 1990. Ia membuat aneka mainan tradisional, seperti kitiran, kipas putar, topeng, bola, dan terompet.
Pengrajin lainnya, Toni mengaku sudah terjun ke usaha ini sejak tahun 1990. Ia membuat aneka mainan tradisional, seperti kitiran, kipas putar, topeng, bola, dan terompet.
Dalam sebulan, Toni bisa menjual sekitar 5.000 mainan. Ia bisa
mengantongi omzet sebesar Rp 40 juta saban bulan. Sebagian besar
penjualan merupakan orderan. “Hanya 30% yang saya jual di sini,”
katanya.
Pelaku usaha lainnya, Nina, juga lebih banyak melayani orderan atau
pesanan. Sementara, penjualan langsung di showroom hanya untuk menambah
omzet. Setiap bulan, Nina meraup omzet belasan juta dari usaha pembuatan
mainan anak-anak ini.
Desa ini berada di ujung Jepara
Posted by mazkizin
Posted on 07:34
with 3 comments
Desa ini berada di ujung Jepara karena
berbatasan langsung dengan Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak. Jarak tempuh dari Mijen
Demak malah lebih dekat, hanya sekitar 15 menit.
Salah seorang pengrajin mainan anak,
Fathoni bilang, sentra mainan anak di
Karanganyar telah berdiri sejak 1985. Saat ini, hampir semua warga Desa
Karanganyar menggeluti kerajinan mainan.
Namun, hanya sekitar 20 pengrajin yang
memiliki modal. Nah, mereka inilah yang mempekerjakan warga desa membuat mainan
anak. “Warga menjadi karyawan di sini,” katanya.
Labels:
Glindingan