Powered by Blogger.
Recent Videos

Boneka Balon

Boneka tradisional (engkek-engkek) terbuat dari kain dan di dalamnya diberi balon yang jika ditekan akan berbunyi. Oleh karena itu, boneka ini sering dinamai boneka engkek-engkek (dalam bahasa Jawa).

Mainan Tarik

Mainan tarik adalah sebuah mainan yang dapat berjalan maju  ke depan jika talinya di tarik, hal ini diakibatkan oleh adanya momen puntir dari karet gelang yang terikat pada roda. Jenis – jenis mainan ini hanya mempunyai karakter hewan – hewan, seperti ikan lele, tikus, kura – kura, katak, dan berbagai karakter hewan lainnya.

Trotokan

Trotokan adalah mainan anak-anak tradisional yang jika di dorong dapat menghasilkan bunyi-bunyian. Mainan ini terbuat dari sebilah bambu dan spon sebagai rodanya, sumber bunyi dihasilkan dari hasil hentakan bambu ke sebuah tutup botol bekas yang berfungsi sebagai “genderang”. Pada bagian atasnya diberikan berbagai hiasan ataupun karakter yang dapat menarik minat anak-anak, dan pewarnaan yang cerah di gunakan sesuai dengan jiwa anak-anak yang selalu ceria.

Kitiran Bambu

Kitiran (dalam bahasa Jawa) dapat diartikan kincir angin. Mainan ini terbuat dari sebilah bambu yang diberi kincir kertas. Mainan ini juga dapat menghasilkan sumber bunyi jika kitiran berputar,mainan ini merupakan mainan pertama yang dibuat di Desa Karanganyar ini (sekitar tahun 70’an) dan dapat bertahan pemasarannya hingga saat ini.

Pengrajin Mainan Karanganyar demak

1378095322427068758Hampir semua warga desa berprofesi sebagai pengrajin mainan tradisional anak, seperti kitiran dan hewan-hewanan yang bisa berjalan jika dilepaskan talinya.
Desa Karanganyar berada di sebelah selatan pusat Kabupaten Jepara. Perjalanan menuju desa ini bisa ditempuh kendaraan bermotor dengan jarak tempuh sekitar dua jam.
Desa ini berada di ujung Jepara karena berbatasan langsung dengan Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak. Jarak tempuh dari Mijen Demak malah lebih dekat, hanya sekitar 15 menit.
Salah seorang pengrajin mainan anak, Fathoni  bilang, sentra mainan anak di Karanganyar telah berdiri sejak 1985. Saat ini, hampir semua warga Desa Karanganyar menggeluti kerajinan mainan.
Namun, hanya sekitar 20 pengrajin yang memiliki modal. Nah, mereka inilah yang mempekerjakan warga desa membuat mainan anak. “Warga menjadi karyawan di sini,” katanya.
Jenis mainan yang dijual
Sebagian dari mereka ada yang membuka bengkel kerja sekaligus toko mainan di halaman rumah. Namun, sebagian lagi ada yang membuat mainan untuk dikirim ke luar kota, bahkan ke luar negeri.
Fathoni , misalnya, menggunakan halaman depan rumahnya untuk membuat mainan anak. Di rumah ini, terdapat pelbagai bahan baku mainan, seperti spon dan bambu. Produk mainan yang tidak dijual langsung, karena semuanya pesanan. “Selain pesanan saya  melayani pembelian di rumah,” ujarnya.
Fathoni  membuat enam jenis mainan. Antara lain, kitiran, lele-lelean, tikus-tikusan, dan mainan kipas putar. Harganya bervariasi, mulai Rp 1.000 - Rp 1.300 per piece. “Harga mainan ini naik Rp 200 setelah Lebaran lalu lantaran harga bahan baku juga naik,” katanya
Dari masing-masing jenis mainan, Fathoni  mengaku bisa membuat hingga 1.000 pieces per bulan. Jadi, dalam sebulan, ia bisa memproduksi hingga 6.000 mainan.
“ Mainan saya ini sudah merambah ke seluruh Indonesia. Selain kami jual secara langsung mainan ini juga ada yang memasarkan secara On- Line . ” tambah pak Fathoni.

Sejarah Berdirinya Pusat Mainan

Sejarah Berdirinya Pusat Mainan 
Di tengah dominasi aneka mainan modern, produk mainan tradisional anak masih bertahan. Salah satu sentra mainan tradisional ini berada di Desa Karanganyar, Kecamatan Welahan, Jepara, Jawa Tengah.
Hampir semua warga desa berprofesi sebagai pengrajin mainan tradisional anak, seperti kitiran dan hewan-hewanan yang bisa berjalan jika dilepaskan talinya.
Desa Karanganyar berada di sebelah selatan pusat Kabupaten Jepara. Perjalanan menuju desa ini bisa ditempuh kendaraan bermotor dengan jarak tempuh sekitar dua jam.
Desa ini berada di ujung Jepara karena berbatasan langsung dengan Kecamatan Wijen, Kabupaten Demak. Jarak tempuh dari Demak malah lebih dekat, hanya sekitar 15 menit.
Salah seorang pengrajin mainan anak, Budiman bilang, sentra mainan anak di Karanganyar telah berdiri sejak 1985. Saat ini, hampir semua warga Desa Karanganyar menggeluti kerajinan mainan.
Namun, hanya sekitar 20 pengrajin yang memiliki modal. Nah, mereka inilah yang mempekerjakan warga desa membuat mainan anak. “Warga menjadi karyawan di sini,” katanya.
Sebagian dari mereka ada yang membuka bengkel kerja sekaligus toko mainan di halaman rumah. Namun, sebagian lagi ada yang membuat mainan untuk dikirim ke luar kota, bahkan ke luar negeri.
Budiman, misalnya, menggunakan halaman depan rumahnya untuk membuat mainan anak. Di rumah ini, terdapat pelbagai bahan baku mainan, seperti spon dan bambu. Produk mainan yang tidak dijual langsung, karena semuanya pesanan. “Saya tidak melayani pembelian di rumah,” ujarnya.
Budiman membuat enam jenis mainan. Antara lain, kitiran, lele-lelean, tikus-tikusan, dan
mainan kipas putar. Harganya bervariasi, mulai Rp 1.000 - Rp 1.300 per piece. “Harga mainan ini naik Rp 100 setelah Lebaran lalu lantaran harga bahan baku juga naik,” katanya.
Dari masing-masing jenis mainan, Budiman mengaku bisa membuat hingga 1.000 pieces per bulan. Jadi, dalam sebulan, ia bisa memproduksi hingga 6.000 mainan.
Dari usaha ini, Budiman bisa meraup omzet sekitar Rp 60 juta per bulan. “Margin keuntungan bisa sampai 50%,” ucap dia.
Pengrajin lainnya, Toni mengaku sudah terjun ke usaha ini sejak tahun 1990. Ia membuat aneka mainan tradisional, seperti kitiran, kipas putar, topeng, bola, dan terompet.
Dalam sebulan, Toni bisa menjual sekitar 5.000 mainan. Ia bisa mengantongi omzet sebesar Rp 40 juta saban bulan. Sebagian besar penjualan merupakan orderan. “Hanya 30% yang saya jual di sini,” katanya.
Pelaku usaha lainnya, Nina, juga lebih banyak melayani orderan atau pesanan. Sementara, penjualan langsung di showroom hanya untuk menambah omzet. Setiap bulan, Nina meraup omzet belasan juta dari usaha pembuatan mainan anak-anak ini.      

Desa ini berada di ujung Jepara

Desa ini berada di ujung Jepara karena berbatasan langsung dengan Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak. Jarak tempuh dari Mijen Demak malah lebih dekat, hanya sekitar 15 menit.
Salah seorang pengrajin mainan anak, Fathoni  bilang, sentra mainan anak di Karanganyar telah berdiri sejak 1985. Saat ini, hampir semua warga Desa Karanganyar menggeluti kerajinan mainan.
Namun, hanya sekitar 20 pengrajin yang memiliki modal. Nah, mereka inilah yang mempekerjakan warga desa membuat mainan anak. “Warga menjadi karyawan di sini,” katanya.
Sebagian dari mereka ada yang membuka bengkel kerja sekaligus toko mainan di halaman rumah. Namun, sebagian lagi ada yang membuat mainan untuk dikirim ke luar kota, bahkan ke luar negeri.
 
Support : Creating Website | shopminimalisjepara | Maz Kizin
Copyright © 2013. Pusat Grosir Mainan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Maz Kizin
Proudly powered by shopminimalisjepara